Masjidil Haram bukan sekadar tempat ibadah. Ia adalah pusat spiritual umat Islam, tempat yang paling mulia di muka bumi. Setiap Muslim yang datang ke sana, baik dalam rangka haji maupun umroh, sejatinya adalah tamu Allah. Maka, menjaga sopan santun dan adab di tempat suci ini menjadi bagian dari wujud keimanan dan penghormatan kepada Allah.
Menjaga Lisan dan Perilaku
Masjidil Haram adalah tempat yang penuh keberkahan. Suasana ibadah di sana harus dijaga dengan baik. Hindari berteriak, berbicara keras, atau bercanda berlebihan. Saling menghormati antarjamaah dari berbagai bangsa adalah bentuk nyata dari ukhuwah Islamiyah. Rasulullah SAW bersabda:
“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata yang baik atau diam.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Tidak Mengambil Gambar Sembarangan
Di era digital, banyak orang terdorong untuk mendokumentasikan setiap momen. Namun, penting untuk tetap menjaga kesopanan. Hindari mengambil foto atau video secara berlebihan apalagi sampai mengganggu kekhusyukan ibadah orang lain. Masjidil Haram bukan tempat wisata, melainkan tempat mendekatkan diri kepada Allah.
Menjaga Kebersihan
Kebersihan adalah bagian dari iman. Jangan membuang sampah sembarangan, baik di dalam maupun di sekitar Masjidil Haram. Gunakan tempat sampah yang tersedia. Jaga wudhu dan kebersihan badan agar ibadah menjadi lebih khusyuk.
Memberi Jalan dan Tidak Berebut
Masjidil Haram dipadati jutaan jamaah. Saat thawaf, sa’i, atau menuju tempat shalat, penting untuk sabar dan tidak mendahului atau menyikut orang lain. Beri jalan pada lansia, wanita, dan anak-anak. Bersikaplah tenang, karena Allah mencintai hamba-Nya yang sabar.
Menyebarkan Senyum dan Kebaikan
Senyum adalah sedekah. Menyambut saudara sesama Muslim dengan wajah ramah adalah bentuk adab yang tinggi. Bila melihat orang tersesat atau butuh bantuan, ulurkan tangan. Sekecil apapun kebaikan yang kita lakukan bisa menjadi ladang pahala.
Penutup
Sopan santun di Masjidil Haram bukan hanya soal etika sosial, melainkan bukti nyata dari keimanan seorang Muslim. Dengan menjaga adab dan perilaku selama di Tanah Suci, kita tidak hanya menunjukkan kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya, tapi juga memperkuat tali persaudaraan umat Islam dari seluruh dunia. Mari jadikan setiap langkah di Masjidil Haram sebagai amal yang berpahala dan menjadi saksi keimanan kita.