Istighfar bukan sekadar ucapan “Astaghfirullah” yang keluar dari lisan. Lebih dari itu, istighfar adalah ekspresi taubat dan kesadaran akan kelemahan diri di hadapan Allah SWT. Dalam ajaran Islam, istighfar memiliki kedudukan yang sangat tinggi. Ia menjadi jalan penghapus dosa, pembuka pintu rezeki, serta penenang jiwa yang gelisah.
Istighfar dalam Al-Qur’an dan Hadis
Dalam banyak ayat Al-Qur’an, Allah menegaskan pentingnya istighfar. Salah satu ayat yang sering dikutip adalah:
“Maka aku katakan kepada mereka: ‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun. Niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.”
(QS. Nuh: 10–12)
Ayat ini menunjukkan bahwa istighfar bukan hanya mendatangkan ampunan, tetapi juga menjadi sebab turunnya berbagai bentuk rezeki: dari hujan yang membawa kesuburan, harta, hingga keturunan.
Nabi Muhammad SAW pun dikenal sebagai orang yang paling banyak beristighfar, meskipun beliau maksum (terjaga dari dosa). Dalam satu hadis, beliau bersabda:
“Wahai manusia, bertobatlah kepada Allah dan mohonlah ampun kepada-Nya, karena sesungguhnya aku bertobat kepada-Nya seratus kali dalam sehari.”
(HR. Muslim)
Rezeki yang Luas lewat Istighfar
Istighfar membuka jalan rezeki. Banyak kisah dalam kehidupan nyata—baik dari para ulama maupun masyarakat umum—yang menunjukkan keajaiban istighfar dalam memudahkan urusan, mencukupkan kebutuhan, dan membawa kelapangan dalam hidup. Bukan hanya rezeki materi, tapi juga rezeki dalam bentuk kesehatan, waktu yang berkah, hingga ketenangan hati.
Kuncinya adalah istiqamah. Istighfar yang dilakukan secara rutin dan penuh kesadaran bisa menjadi magnet rezeki yang luar biasa. Karena istighfar melibatkan hubungan langsung antara hamba dan Tuhannya, maka efeknya pun mendalam dan menyeluruh.
Penawar Bagi Jiwa yang Gelisah
Selain mendatangkan rezeki, istighfar juga memiliki kekuatan spiritual untuk menenangkan hati. Ketika seseorang merasa cemas, gelisah, atau penuh beban, mengucapkan istighfar dengan khusyuk bisa menjadi penawar yang mujarab. Dalam keheningan malam atau saat kesibukan siang hari, menyempatkan diri untuk istighfar bisa menjadi “charging spiritual” yang menyegarkan.
Cara Istighfar yang Efektif
- Fahami maknanya. Jangan hanya sekadar mengucap, tetapi hayati bahwa kita sedang memohon ampun atas dosa-dosa kita.
- Istiqamah. Jadikan istighfar sebagai amalan harian, bukan hanya saat merasa bersalah.
- Gabungkan dengan doa. Setelah istighfar, lanjutkan dengan doa-doa permintaan, karena hati yang bersih lebih mudah dikabulkan.
- Lakukan di waktu mustajab. Seperti di sepertiga malam, antara adzan dan iqamah, atau saat sujud dalam shalat.
Penutup
Istighfar adalah kunci pembuka yang sering kita abaikan. Padahal, dalam kata yang ringan di lisan ini, terkandung kekuatan besar untuk mengubah hidup seseorang. Rezeki menjadi lancar, hati menjadi tenang, dan hubungan dengan Allah pun semakin dekat. Maka jangan menunda untuk memperbanyak istighfar, kapan pun dan di mana pun.