Tantangan Media Sosial Zaman Sekarang
Di era media sosial, lisan bukan cuma lewat mulut, tapi juga tulisan, komentar, dan konten yang kita bagikan. Dalam Islam, setiap huruf yang keluar—baik lewat lisan atau jari—akan dihitung dan dipertanggung jawabkan.
“Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam.”
(HR. Bukhari & Muslim)
- Komentar Tanpa Akhlak
Banyak yang lebih cepat jempolnya daripada akalnya. Marah, nyinyir, hujat—semuanya tinggal satu klik. - Suka Share Tanpa Cek Fakta
Hoaks dan gosip jadi ‘sunnah’ harian. Padahal Islam mengajarkan tabayyun sebelum menyebar informasi (QS. Al-Hujurat: 6). - Dakwah Tapi Menyakiti
Niatnya menyampaikan kebenaran, tapi caranya merendahkan atau menghakimi. Dakwah seharusnya dengan hikmah dan kelembutan.
Panduan Muslim Saat Online
- Tahan Emosi, Tahan Jari
Marah? Jangan langsung posting. Tulis dulu di notes, simpan. Besok dibaca lagi. Masih perlu di-posting? - Verifikasi Sebelum Share
Jangan cuma karena “katanya”. Cek sumber, cek niat, cek dampaknya. - Dakwah = Cinta + Akhlak
Sampaikan kebenaran dengan bahasa yang bisa menyentuh hati, bukan menyulut konflik. - Unfollow yang Merusak Akhlak
Timeline kita juga bagian dari lingkungan iman. Bersihkan dari konten yang menjatuhkan atau merusak adab.
Penutup
Media sosial bukan zona bebas dosa. Setiap posting bisa jadi pahala, atau bisa jadi beban hisab. Maka, jadi muslim cerdas digital: jaga lisan, jaga jempol, dan jaga hati.
“Apa yang kamu tulis hari ini, bisa jadi ditanya nanti.”