Menghindari Ghibah: Jaga Lisan, Jaga Amal

Ghibah dan Dosa yang Terlupakan

Ghibah atau menggunjing adalah kebiasaan yang sering kali diremehkan, padahal dampaknya sangat besar dalam pandangan Islam. Dalam Al-Qur’an, Allah menggambarkan ghibah sebagai tindakan yang sangat buruk—seolah-olah seseorang memakan daging saudaranya sendiri yang telah meninggal (QS Al-Hujurat: 12). Sayangnya, di tengah masyarakat modern, obrolan ringan yang menyinggung aib orang lain sudah menjadi hal yang lumrah, bahkan tanpa disadari.

Lisan yang Tak Dijaga, Amal yang Hilang

Dalam Islam, menjaga lisan adalah bagian dari menjaga keimanan. Nabi Muhammad ﷺ bersabda, “Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata yang baik atau diam” (HR. Bukhari dan Muslim). Ketika seseorang terlibat dalam ghibah, tidak hanya dosa yang dikumpulkan, tapi juga amalan baik yang bisa berpindah ke orang yang dibicarakan. Artinya, amal yang susah payah dikumpulkan bisa hilang hanya karena ucapan yang tak dijaga.

Ghibah di Era Digital

Ghibah tak hanya terjadi dalam percakapan langsung, tapi juga lewat media sosial, pesan instan, hingga kolom komentar. Menyebarkan keburukan seseorang dalam bentuk apa pun—baik nyata maupun digital—tetap dikategorikan sebagai ghibah. Maka, penting bagi kita untuk lebih berhati-hati dalam menyampaikan sesuatu, terutama di ruang digital yang mudah tersebar luas.

Menjaga Lisan adalah Ibadah

Salah satu bentuk pengendalian diri yang paling utama adalah menjaga lisan. Dalam keseharian, seseorang bisa memperbanyak dzikir, memperindah ucapan dengan doa, atau bahkan memilih diam saat tidak ada kebaikan yang bisa diucapkan. Diam dalam Islam bukan kelemahan, tapi bentuk ketakwaan jika dilakukan demi menghindari dosa.

Penutup: Amal Terjaga, Surga Tercapai

Menjaga diri dari ghibah bukan hanya tentang menahan ucapan, tapi tentang menjaga amal agar tetap utuh hingga hari pembalasan. Setiap kata akan dihisab, setiap ucapan akan dimintai pertanggungjawaban. Maka, mari kita latih lisan agar selalu berada dalam kebaikan dan menjauh dari lisan yang melukai.