Di tengah derasnya arus modernisasi, menghidupkan sunnah Nabi Muhammad ﷺ sering kali terasa berat. Bukan karena sunnah itu sulit, tapi karena lingkungan dan budaya hari ini kerap meminggirkan nilai-nilai Islam. Sunnah dianggap usang, tidak relevan, atau bahkan aneh oleh sebagian masyarakat yang terbuai arus globalisasi.
Realita Tantangan Umat Hari Ini
Teknologi mempermudah banyak hal, namun juga membawa distraksi besar. Media sosial, gaya hidup hedonis, dan budaya instan membuat banyak Muslim lebih memilih jalan yang cepat dan praktis, meski bertentangan dengan ajaran Nabi. Menumbuhkan jenggot, menjaga hijab syar’i, makan dengan tangan kanan, atau membiasakan shalat malam—semua itu dianggap “kuno” oleh sebagian orang, bahkan kaum Muslim sendiri. Ini tantangan yang nyata.
Di sisi lain, tekanan sosial juga jadi penghalang. Banyak orang enggan menghidupkan sunnah karena takut dikucilkan, dianggap ekstrem, atau tidak keren. Padahal justru di sinilah ujian keimanan itu berada: memilih ridha Allah meski bertentangan dengan selera dunia.
Mengapa Sunnah Tetap Relevan?
Sunnah bukan sekadar budaya Arab masa lalu, tapi pedoman hidup dari sosok terbaik yang pernah ada. Apa pun yang datang dari Rasulullah ﷺ, pasti membawa kebaikan. Baik dalam ibadah, adab, makan, tidur, hingga bermasyarakat. Di balik setiap sunnah ada hikmah medis, psikologis, maupun sosial yang terbukti kebaikannya hingga kini.
Menghidupkan sunnah juga bukti cinta kita kepada Nabi ﷺ. Bukankah cinta sejati itu dibuktikan dengan meniru yang dicintai?
Solusi: Dimulai dari Diri, Sekecil Apa Pun
Tidak perlu langsung sempurna. Mulai dari sunnah yang mudah dulu—membiasakan salam, senyum, menjaga wudhu, membaca doa harian. Dari kebiasaan kecil akan lahir keistiqamahan. Bangun komunitas atau lingkaran pertemanan yang saling menguatkan. Cari ilmu dari sumber terpercaya agar kita paham alasan di balik sunnah, bukan sekadar ikut-ikutan.
Media sosial pun bisa jadi sarana dakwah. Gunakan untuk menyebar nilai-nilai sunnah, bukan justru larut dalam konten sia-sia. Di zaman ini, satu unggahan baik bisa menginspirasi ribuan orang.
Menjadi Lilin di Tengah Gelap
Menghidupkan sunnah di zaman modern memang berat, tapi justru di situlah nilainya. Siapa yang menghidupkan sunnah ketika orang lain meninggalkannya, akan mendapat pahala seperti seratus sahabat (HR. Tirmidzi). Dalam dunia yang ramai dengan kesia-siaan, menjadi Muslim yang memegang sunnah adalah bentuk keberanian dan kecintaan sejati.